Minggu, 27 Januari 2008

Tahu nggak gimana reaksi Ganja?



Malam itu Joey merangkak, hanya bertopang pada kedua tangan, lalu duduk disebuah bangku panjang. Ia merebahkan diri di bangku panjang itu. Menatap langit yang cerah. Perlahan langit yang semula indah serasa dipijak dan tubuhnya melayang. Pertama-tama hanya sesekali putaran. Lalu dua tiga dan tubuhnya seperti sedang melayang di angkasa. Seperti seseorang yang memiliki sayap, tanpa sadar tangannya terbentang seakan mau terbang melayang. Semenit kemudian ia mengayunkan tangannya seakan sedang mendayung sampan. Bayangan tubuhnya seakan sedang diombang ambing oleh perahu di tengah gelombang lautan. Gelombang itu kian cepat sehingga membuat kepalanya pusing, putaran itu tidak lagi teratur, mulanya hanya searah dan melawan arah, lalu tidak beraturan lagi. Kejadian itu membuat isi perutnya seperti dikocok dan diobrak abrik.
Kini bukan kenikmatan lagi yang ia rasakan. Melainkan sesuatu didalam perutnya yang ingin dimuntahkan keluar. Mual dan sakit lalu Joey merasa kerongkongannya kering, ia sebenarnya ingin bangkit dan mencari seteguk air. Namun lagi-lagi kaki dan tubuhnya yang sedang melayang tak mampu memberi energi tuk bangkit.
Ia hanya terbaring saja pasrah mengalami fenomena aneh didalam tubuh dan pikirannya. Sekali waktu ia tak sanggup menahan keringnya tenggorokan dan berusaha sekuat tenaga tuk bangkit dari kursi panjang dan melangkah ke rumah neneknya yang bersebelahan dengan kamarnya. Jalannya sempoyongan, namun ia sendiri merasa semua biasa-biasa saja. Langkah kakinya tak beraturan, walau ia merasa telah berjalan seperti biasa. Joey masuk ke rumah neneknya dari belakang, jam sudah menunjukkan pukul 01.30 pagi, namun ia masih sempat mendengar Tante Mimi yang sedang ngobrol ditelepon. Dilorong didepan kamar Tante Mimi, ia terbaring lagi. Lalu berusaha merangkak ke dapur.
Diambilnya secangkir teh dari dapur dan diteguknya sekaligus hingga habis. Asupan ganja masih berkontraksi ditubuhnya, masih menjalar di setiap aliran darahnya. Otaknya tak terkendali lagi, tak sanggup tubuhnya menahan ombak lautan yang menghempaskan tubuhnya ke atas, kebawah, ke kiri, keatas lagi lalu terlempar jauh ke bawah hingga isi perutnya tak sanggup lagi menahan dan ingin dimuntahkan. Lalu Ueeeaaaakkkksss, braaaak, Uezzzxxxxaakksss, braaak,..... tiga kali ia muntahkan semuanya dilantai dapur itu. Cairan kuning bercampur nasi yang sudah dicerna oleh usus dan lambung terberai di lantai dapur. Suara muntahan Joey gaduh dan hal itu mengagetkan Tante Mimi yang segera menghidupkan lampu dapur dan.......Joey tergeletak pasrah disamping muntahannya sendiri.